Anak Buruh Tani Kuliah Gratis Di UGM
Bermimpi kuliah, apalagi di perguruan tinggi negeri (PTN) ternama dulu tak berani dilakukan Siti Maqhfiroh. Namun, teguran sang guru BK di sekolah memantik pijar semangat gadis 17 tahun itu untuk mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2016.
Rekam jejak akademis yang baik menjadi tiket Siti diterima sebagai mahasiswa baru Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM melalui jalur Bidikmisi.
“Tidak terbayang akhirnya bisa kuliah, apalagi di UGM tanpa dipungut biaya sehingga tidak membebani orang tua untuk membayar biaya pendidikan,” ujar Siti, seperti dikutip dari laman UGM, Rabu (13/7/2016).
Bagi sulung dari dua bersaudara itu, kuliah adalah impian yang teramat mewah. Maklum, kondisi perekonomian sang ayah, Paimin (46) dan sang ibu, Sumarni (38) tidak berkecukupan. Sebagai tulang punggung keluarga, Paimin tidak memiliki pekerjaan tetap. Dia menjadi buruh tani panggilan di masa musim tanam dan panen. Di waktu lainnya, dia menjadi buruh bangunan atau mengurus ternak milik tetangga. Penghasilannya kerap tidak tentu, bahkan tidak lebih dari Rp800 ribu setiap bulannya.
“Bapak tidak tentu kerjanya, bahkan pernah sebulan lebih menganggur tidak dapat kerjaan,” imbuh Siti.
Hidup dalam kondisi serba kekurangan tidak membuat semangat alumnus SMAN 2 Ngawi itu surut dalam belajar. Bahkan, sejak jenjang SD hingga SMP dia selalu meraih juara kelas. Prestasi akademis terus ditorehnya semasa SMA; Siti tidak pernah keluar dari peringkat lima besar di kelas.
Sekira dua bulan lagi Siti akan memulai perkuliahannya. Namun, hingga kini dia belum mendapat tempat tinggal karena tidak sanggup membayar uang sewa asrama yang dianggapnya masih cukup mahal. Bidikmisi memang hanya menanggung uang kuliah dan biaya hidup sehari-hari penerimanya.
Meski masih dibayangi ketidakpastian tentang asrama, Siti telah memantapkan cita-citanya sebagai mahasiswa FTP. “Selepas lulus, saya ingin mengabdikan diri di kampung halaman untuk memajukan pertanian di desa yang tergolong kurang maju,” tukasnya mantap.
Keberhasilan Siti diterima sebagai mahasiswa salah satu kampus negeri unggulan membuat Paimin dan keluarga ikut berbahagia. Doa dan dukungan pun terus mengalir untuk putri mereka.
“Semoga dengan beasiswa ini kebutuhan saat kuliah bisa terpenuhi. Nantinya bisa lancar kuliahnya dan menjadi orang yang sukses dan membanggakan orangtua,” ujar Paimin penuh harap.