Mewujudkan Mimpi Meraih Beasiswa

“Apa yang diimpikan seseorang bisa terwujud, bisa juga tidak. Selalu ada kemungkinan berhasil atau gagal. Namun, itulah yang membuat hidup lebih menarik.”

Dan yang namanya “mimpi”, selalu ada harga yang harus dibayar untuk mendapatkannya Selain itu, jika kita berani bermimpi, kita juga harus berani mewujudkannya. Berani juga menanggung risiko yang ada. Mungkin karena itulah banyak orang berani bermimpi, tapi tidak berani melakukan apa-apa Sebagian orang tahu cara rnewujudkan mimpinya, tapi masih menunda-nunda untuk memulai perjuangannya. Sebagian lainnya merasa sudah terlalu nyaman dengan keadaan dan rutinitasnya sehingga malas untuk mengejar apa yang benar-benar dia cita-citakan sejak dulu. Ada juga yang masih meraba apa mimpinya sehingga selalu beralasan cari pengalaman dulu dan terobsesi mencari tahu dari orang lain, mentor, atau motivator.

Dalam hal berburu beasiswa, baik tintuk S-2 maupun S3, banyak orang yang sangat ingin mendapatkannya, tetapi masih menunda-nunda, ragu, atau bahkan menyerah sebelum memulai dengan bermacam alasan. Alasan tersebut biasanya antara lain karena syarat beasiswa yang rumit, kemampuan berbahasa asing yang kurang, ketidakpercayaan diri dan keengganan keluar dari zona nyaman, ketidakrelaan me­ninggalkan pekerjaan saat ini, atau karena urusan hati – tidak mau jauh-jauh dari keluarga/pasangan, atau pacar. Namun apa pun dan bagaimanapun keadaan dan alasan seseorang, dia harus sadar bahwa yang namanya mimpi dan cita-cita dapat terwujud dari satu hal sederhana, yaitu KEPU­TUSAN untuk memulai.