Berburu Beasiswa, Mudah atau Susah?
Finansial adalah alasan utama mengapa seseorang ingin berburu beasiswa. Entah itu karena dia memiliki keterbatasan biaya untuk melanjutkan studi atau karena ingin lebih mandiri dengan tidak membebani orangtua. Lagi pula, siapa yang tidak mau dibayar atau bahkan digaji untuk belajar sambil bermain? Hal lain yang juga memotivasi banyak orang untuk mendapatkan beasiswa adalah agar memiliki kebanggaan dalam hidupnya serta membanggakan orang-orang yang mereka cintai : orangtua, keluarga, atau pasangan.
Bagaimana tidak membanggakan? Dengan mendapatkan beasiswa, berarti seseorang telah diapresiasi kemampuannya serta diberikan kepercayaan untuk melakukan sebuah misi masa depan untuk dirinya sendiri, orang banyak, dan bahkan dunia. Apalagi jika mendapat beasiswa dari negara sendiri, berarti dia diberikan kesempatan untuk berkontribusi dalam membangun Indonesia di masa depan melalui ilmu dan wawasan yang dia peroleh dari studinya. Tentu hal tersebut menjadi motivasi besar bagi generasi muda Indonesia untuk melanjutkan studi, sebab pada akhirnya mereka mempunyai kesempatan untuk mewujudkan rasa nasionalismenya, menjadi cendekiawan muda yang siap melayani negara sesuai keahlian masing-masing.
Beasiswa LPDP merupakan salah satu pilihan beasiswa yang paling banyak dilirik para pemburu beasisyya di Indonesia. Salah satu hal yang membuat beasiswa ini banyak digemari adalah banyaknya pilihan kampus yang bisa dituju di dalam maupun luar negeri. Selain itu, persyaratan beasiswa LPDP cukup sederharhana dan fleksibel. Contohnya : terbuka untuk kandidat fresh graduate atau yang sudah bekerja, lulusan universitas negeri ataupun swasta (asalkan terdaftar di BAN-PT). Syarat fleksibel lainnya, setelah menyelesaikan studi, awardee bebas berprofesi apa saja sesuai dengan keahliannya.(baik di instansi negeri, swasta, atau berwirausaha) selama itu berdampak baik pada masyarakat, dan bagi awardee yang melanjutkan studi di luar negeri diwajibkan pulang ke Indonesia setelah studi selesai untuk berkontribusi bagi negara.
Hal di depan telah menjadikan LPDP memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan beasiswa lainnya. Tak heran jika LPDP berhasil menjadi lembaga beasiswa yang terbanyak dilamar serta meluluskan penerima beasiswa di Indonesia.
Selain LPDP, sebenarnya ada banyak beasiswa lain untuk jenjang S2 dan S3, baik yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri. Salah satu beasiswa yang juga disediakan oleh pemerintah Indonesia adalah Beasiswa Dikti (Kemenristekdikti), yang ditujukan untuk pengembangan kualitas dosen di Indonesia. Beasiswa yang bersumber dari kementerian umumnya dapat ditujukan ke universitas dalam atau luar negeri. Ada juga peluang beasiswa dari lembaga pemerintah luar negeri, seperti Australian Awards, NZDP (New Zealand Development Program), StuNed (Belanda), Erasmus (Eropa), Fullbright (Amerika), DAAD (Jerman), dan masih banyak lainnya. Beasiswa dari negara asing umumnya hanya memberikan kesempatan bagi penerima beasiswa untuk melanjutkan studi di kampus di negara yang bersangkutan dengan jumlah kuota yang lebih sedikit. Tantangan utama untuk mendapatkan beasiswa-beasiswa tersebut sudah pasti adalah kemampuan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.
Tentu saja ada banyak tantangan lain di balik keberhasilan mendapatkan beasiswa. Perjuangan untuk melewatinya bisa susah, bisa gampang, ataupun gampang-gampang susah. Yang jelas semua itu akan memakan waktu dan tenaga yang cukup banyak. Tetapi perjuangan itu sepadan mengingat hasil yang akan didapat. Untuk meraihnya, seseorang harus melakukan segala persiapan dengan maksimal, apalagi jika mengincar universitas terbaik di luar negeri. Pastinya pihak universitas akan mensyaratkan hal-hal khusus lainnya seperti pengalaman kerja di bidang terkait, portofolio (proyek atau jurnal), proposal riset, daftar prestasi, pengalaman berorganisasi, atau tes GRE (biasanya untuk universitas di Amerika Serikat).
Perjuangan dapat berjalan sulit dan jika memang kemampuan, pengalaman, dan karakter seseorang masih jauh dari ekspektasi universitas tujuan. Oleh karenanya seseorang harus bijak dalam mengukur kapasitas diri dan peluang yang ada. Dia harus mengetahui benar minat dan kelebihan dirinya sendiri sehingga memiliki latar belakang yang kuat dalam memilih jurusan atau program studi. Selain itu, dia harus tahu peluang mana yang sesuai dengan dirinya di antara segudang pilihan yang tersedia (pilihan universitas, negara, dan beasiswa). Dengan begitu dia dapat sesegera mungkin menetapkan rencana dan langkah-langkah konkret yang memungkinkan untuk dia jalankan. Dia pun akan memiliki gambaran yang jelas tentang bagaimana menerapkan ilmu yang akan dia dapatkan setelah lulus nanti.
Tidak sedikit pemburu beasiswa memilih peluang yang banyak tantangannya, misalnya memilih universitas terbaik yang mensyaratkan skor tes bahasa Inggris yang tinggi. Padahal kemampuan bahasa Inggrisnya masih rendah dan berharap dengan satu bulan kursus dapat langsung memenuhi skor yang ditetapkan. Bahkan banyak juga yang memilih beasiswa tertentu karena ikut-ikutan orang lain, tanpa mengetahui secara pasti makna dan tujuannya. Tentu perjalanan akan terasa, berat jika tuntutan dan kapasitas begitu timpang, sementara tidak ada keinginan dan kesungguhan untuk “menikmati” proses.
Seorang pemburu beasiswa ibarat pemburu yang harus berani masuk ke hutan belantara untuk mencari sasarannya. Dia juga harus sabar menunggu waktu yang tepat untuk membidik, dan jika meleset dia mesti lapang dada lalu mencoba lagi. Juga yang tidak kalah penting, dia harus bijak, mengetahui sasaran yang paling tepat untuk dirinya, yang dapat dijangkau tembakannya. Namun demikian, sebelum dia berburu, dia harus tahu dulu mengapa dan untuk apa dia berburu? Karena jawabannya akan menentukan proses dan hasil akhir yang diperoleh.